TUGAS
Management
Kelas di SD
Tentang
Menciptakan
Suasana Kelas yang Efektif
Oleh :
Ermita Susandri
1620245
DOSEN PENGAMPU
: Yessi RifmasariM.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN ADZKIA PADANG
2019/2020
Menciptakan
Suasana Kelas yang Efektif
A.
Strategi Pengelolaan Kelas yang Efektif
Strategi yang efektif
dan harus diperhatikan saat pengelolaan kelas, yaitu:
1.
Memulai pelajaran tepat waktu.
2. Menata
tempat duduk yang tepat dengan cara menyelaraskan antar format dan tujuan
pengajaran, misalnya untuk pengajaran dengan menggunakan model diskusi, bangku
siswa dibentuk setengah lingkaran.
3. Mengatasi
gangguan dari luar kelas.
4. Menetapkan
aturan dan prosedur dengan jelas dan dapat dilaksanakan dengan konsisten.
5. Peralihan
yang mulus antarsegmen pelajaran.
6. Siswa
yang berbicara pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
7. Pemberian
pekerjaan rumah.
8. Mempertahankan
momentum selama pelajaran.
9. Downtime,
kelebihan waktu yang dimiliki oleh siswa pada saat melakukan tugas-tugas dalam
proses belajar mengajar.
10. Mengakhiri
pelajaran.
Selain cara di atas,
strategi pengelolan kelas yang efektif juga dapat dilakukan dengan beberapa
teknik:
1. Teknik
mendekati
Bila seorang siswa
mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.
Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat menghentikannya dari
perbuatan yang disruptif, tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan
kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat
berefek preventif.
2. Teknik
memberikan isyarat
Apabila siswa berbuat
penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat
tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik
mengadakan humor
Jika insiden itu kecil,
setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru
akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si
pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4. Teknik
tidak mengacuhkan
Untuk menerapkan
cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang
diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru
dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik
yang keras.
Guru dapat menggunakan
teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang
jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam kelas.
6. Teknik
mengadakan diskusi secara terbuka
Bila kenakalan di kelas
mulai bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan
dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan
menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
7. Teknik
memberikan penjelasan tentang prosedur.
Kadang-kadang masalah
kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru
berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah
yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
8. Mengadakan
analisis
Kadang-kadang terjadi
hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan
di hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.
9. Mengadakan
perubahan kegiatan
Apabila gangguan
dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah
apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah dengan
memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca
buku-buku pilihan mereka.
10. Teknik
menghimbau
Kadang-kadang guru
sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil,
siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka
cenderung untuk tidak menggubrisnya
Hal-hal yang harus di
hindari, yaitu:
1. Campur
tangan yang berlebihan
Seperti guru menyela
kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka
kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan
kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
2. Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal
secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar.
Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas dan
membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
3. Ketidaktepatan
memulai dan mengakhiri kegiatan
Terjadi jika guru
memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
4. Penyimpangan
Terjadi jika dalam
kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan
tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan
materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
5. Bertele-tele
Terjadi jika
pembicaraan guru bersifat :
a. Mengulang-ulangi
hal-hal tertentu
b. Memperpanjang
pelajaran atau penjelasan
c. Mengubah
teguran menjadi ocehan yang panjang
Hal ini merupakan
hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat
sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.
6. Pengulangan
penjelasan yang tidak perlu
Guru memberi petunjuk
yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk
atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat
diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan
kelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Rachman,
Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Majid,
Abdul. 2005. Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Popi,
Sopiatin. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Cilegon: Ghalia
Indonesia.
Depdikbud
Dikdasmen, 1997. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. 1998. Jakarta:
Depdikbud.
Tetap berkarya ya kak. Sangat bermanfaat kak
BalasHapus