TUGAS
MANAJEMEN
KELAS DI SD
Tentang
TINDAKAN
PENANGGULANGAN DISIPLIN KELAS
OLEH :
ERMITA SUSANDRI
1620245
DOSEN PENGAMPU
: YESSI RIFMASARI M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN ADZKIA PADANG
2019/2020
PENANGGULANGAN
DISIPLIN KELAS
Pengelolaan
kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisi
yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan
tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang
bersifat korektif.
Tindakan
yang bersifat bersifat pencegahan (prefentif) yaitu dengan jalan menyediakan
kondisi baik fisik maupun kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh
siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang
bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang dan
merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua, yaitu tindakan yang seharusnya
segera diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan
penyembuhan (kuratif) terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur
terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut.
A.
Tindakan Preventif (Usaha Yang Bersifat
Pencegahan)
Tindakan
pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang
menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran.
Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator
keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan
langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang
efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun
langkah-langkah pencegahannya (Maman Rahman : 1998) sebagai berikut :
a. Peningkatan
Kesadaran Diri Sebagai Guru
Langkah peningkatan
kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan mendasar,
karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab
dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan
tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak pada sikap
guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis dan
berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan
positif dari pesefrta didik.
b. Peningkatan
Kesadaran Peserta Didik
Interaksi positif
antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua
kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran
peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang pada
gilirannya memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang
terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk
meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu melaksanakan
hal-hal tersebut : (1) memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta
didik, (2) memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik,
(3) menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan keterbukaan
antara guru dan peserta didik.
c. Sikap
Polos Dan Tulus Dari Guru
Guru hendaknya bersikap
polos dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru
dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa
adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat mempengaruhi lingkungan
belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan gurumerupakan
stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik. Kalau
stimuli itu positif maka respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif.
Sikap hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa,akrab
dengan guru akan membukakemungkinan terjadi interaksi dan komunikasi wajar
antara guru dan peserta didik.
d. Mengenal
Dan Mngenal Alternatif Pengelolaan
Untuk mengenal dan
menemukan arternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru :
1. Melakukan
tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik baik
individual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik baik individual
maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta
didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya.
2. Mengenal
berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan
pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situuasi atau
menggantinya guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki
alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen kelas.
e. Menciptakan
Kontrak Sosial
Penciptaan kontrak
sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku” yang diharapkan
seraya memberi gambaran tentang fasilitas bserta keterbatasannya dalam memenuhi
kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual maupun
kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tinkah laku ini
dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru dan peserta didik norma
atau nilai yang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka
akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu,
dalam rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan
sangsinya yang mengatur kehidupan didalam kelas, perumusannya harus dibicarakan
atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini
bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas
(sekolah/guru). Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang
ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensinya terhadap
kondisi demikian memungkinkan timbulnya persoalan-persoalan dalam pengelolaan
kelas katrena pesertan didik tidak merasa turut membuat serta memiliki
peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.
B.
Tindakan Kuratif (Usaha Yang Bersifat
Penyembuhan)
Kegiatan
yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut
a. Mengidentifikasi
masalah
Pada langkah ini, guru
mengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam
kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus
mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan
tersebut.
b. Menganalisis
masalah
Pada alngkah ini, guru
menganalisi penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang yang
membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
c. Menilai
alternatif-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru
menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam
menanggulangi masalah.
d. Mendapatkan
balikan
Pada langkah ini guru
melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari
alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yng sesuai dengan yang
direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanankan dengan diadakan
pertemuan dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh
guru sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan
diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk
peserta didik maupun sekolah.
DAFTAR
RUJUKAN
Suhardan.2009.Manajemen
Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Djamarah
dan Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Renika Cipta.
Sholihah.2008.Strategi Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta:
Citra Grafika Desain.
Thanks kak. Sangat membantu materinya.
BalasHapus