TUGAS
MANAJEMEN
KELAS DI SD
Tentang
PENDEKATAN
MANAJEMEN KELAS
OLEH :
ERMITA SUSANDRI
1620245
DOSEN PENGAMPU
: YESSI RIFMASARI M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN ADZKIA PADANG
2019/2020
PENDEKATAN
DALAM MANAJEMEN KELAS
A.
PENGERTIAN PENDEKATAN DALAM
MANAJEMEN KELAS
Pendekatan
berasal dari kata dekat yang berarti pendek,tidak jauh, hampir, akrab dan
menjelang. Sementara pendekatan secara bahasa dapat diartikan sebagai proses
atau cara perbuatan mendekati. Namun, secara istilah pendekatan bersifat
aksiomatis (yang sudah jelas kebenarannya) menyatakan suatu pendirian,
filsafat, keyakinan atau merupakan sebuah bahan pokok. Jadi manajemen kelas
dapat diartikan sebagai cara pandang seorang guru dalam menentukan kegiatan
mengelola kelas.
Kemampuan
seorang guru dalam mengelola kelas termasuk salah satu dari perwujudan
kompetensi pedagogik.
B.
SIKAP GURU DALAM MANAJEMEN KELAS
Djamarah
(2006 : 185) yaitu:
1) Hangat
dan antusias, guru yang hangat dan akrab pada siswa akan menunjukkan antusias
pada tugasnya,
2) Menggunakan
kata – kata, tindakan, cara kerja dan bahan – bahan yang menantang akan
meningkatkan kegairahan siswa untuk belajar,
3) Bervariasi
dalam penggunaan alat atau media pola interaksi antara guru dan siswa,
4) Guru
luwes untuk mengubah strategi mengajarnya,
5) Guru
harus menekankan pada hal – hal yang positif dan menghindari pemusatan
perhatian pada hal – hal yang negatif dan
6) Guru
harus disiplin dalam segala hal.
Tipe
kepemimpinan yang otoriter harus diubah menjadi lebih demokratis karena tipe
kepemimpinan otoriter menumbuhkan sikap agresif tetapi siswa hanya aktif kalau
ada guru dan kalau guru yang demokratis maka semua aktivitasnya akan menurun.
Tipe kepemimpinan guru yang demokratis lebih mungkin terbinanya sikap
persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling mempercayai. Untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal guru harus menempatkan diri sebagai
model, pengembang, perencana, pembimbing dan fasilitator.
C.
PERAN GURU DALAM MANAJEMEN KELAS
Abu
Ahmadi (1977) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing atau pembina dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai berikut :
1) Menyediakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman dan berkeyakinan
bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan
perhatian.
2) Mengusahakan
agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap, minat dan
pembawaannya.
3) Mengembangkan
sikap-sikap dasar bagi tingkah laku social yang baik.
4) Menyediakan
kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih
baik.
5) Membantu
memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya.
Peranan
guru sebagai pembimbing/pembina harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru
di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila
yang cakap. Tanpa bimbingan dan binaan anak didik akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi perkembangan dirinya.
Erick
Hoyle (Rochman Natawidjaja, 1988: 32-33) mengemukakan seperangkat peranan guru
yang sekaligus ditampilkannya di dalam kelas. Peranan-peranan itu sebagai
berikut :
1) Wakil
masyarakat.
2) Hakim (memberi nilai).
3) Sumber
(proses, pengetahuan dan keterampilan).
4) Penolong
(memberi bimbingan bagi kesulitan siswa).
5) Detektif
(menemukan pelanggar aturan).
6) Pelerai
(menyelesaikan perselisihan diantara siswa).
7) Obyek
identifikasi bagi siswa.
8) Penawar
kecemasan (membantu siswa mengendalikan nafsu).
9) Penunjang
kekuatan ego (membantu siswa untuk memiliki kepercayaan pada diri sendiri).
10) Pemimpin
kelompok (membentuk iklim kelompok).
11) Pengganti
orang tua (bertindak sebagai tempat mengeluh anak-anak muda).
12) Sasaran
kemarahan siswa (bertindak sebagai obyek agresi yang timbul dari frustasi yang
diciptakan orang dewasa).
13) Teman
dan kepercayaan (membangun hubungan yang hangat dengan anak dan saling
mempercayai).
14) Obyek
perhatian (mematuhi kebutuhan psikologi anak).
D. MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM
PENGELOLAAN KELAS
Beberapa
pendekatan untuk pengelolaan kelas yang dapat dipelajari dari berbagai sumber,
dapatlah dikemukakan paling tidak mencakup pendekatan perubahan tingkah laku,
pendekatan penciptaan iklim sosio-emosional, pendekatan proses kelompok, dan
pendekatan eklektik (Entang, Joni, dan Prayitno: 1985).
1) Pendekatan
Perubahan Tingkah Laku (Behavior Modification). Pengelolaan kelas menurut
pendekatan ini mendasarkan pada asumsi bahwa:
a) Semua
tingkah laku anak, yang baik atau yang kurang baik, merupakan hasil proses
belajar, dan
b) Terdapat
proses psikologis yang fundamental untuk menjelaskan terjadinya proses belajar
yang dimaksud.
Adapun proses
psikologis yang dimaksudkan itu adalah:
a) penguatan
positif atau positive reinforcement,
b) hukuman,
c) penghapusan,
dan
d) penguatan
negatif atau negative reinforcement.
Menurut
pendekatan ini, untuk membina suatu tingkah laku anak yang dikehendaki maka
guru dituntut untuk memberi penguatan positif atau memberi dorongan
positif sebagai ganjaran dan guru dituntut pula untuk memberi penguatan negatif
yakni menghilangkan hukuman atau stimulus negatif. Selanjutnya untuk mengurangi
tingkah laku yang tidak dikehendaki, guru dituntut untuk menggunakan hukuman
atau pemberian stimulus negatif, dan melakukan penghapusan atau pembatalan pemberiaan
ganjaran.
2) Pendekatan
Penciptaan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate). Pengelolaan kelas
menurut pendekatan ini mendasarkan pada asumsi bahwa:
a) proses
pengajaran yang efektif mensyaratkan iklim sosio-emosional yang baik atau
adanya jalinan hubungan inter-personal yang baik di antara pihak yang terlibat
dengan proses pengajaran itu, dan
b) guru
merupakan key-person dalam pembentukan iklim sosio-emosional yang dimaksudkan.
Banyak saran yang dapat dipelajari guna membantu guru menciptakan iklim
soio-emosional yang kondusif bagi efektivitas pengajaran.
Namun
demikian beberapa hal yang dianggap penting adalah sikap dan kebiasaan guru
untuk tampil jujur, tulus dan terbuka; bersemangat, dinamis dan enerjik. Hal
lainnya adalah kesadaran diri; menerima dan mengerti siapa anak didiknya dengan
penuh rasa simpati. Selain itu yang tidak kurang pentingnya adalah keterampilan
berkomunikasi secara efektif, kemampuan mengambil keputusan dengan cepat dan
akurat, kemampuan mengembangkan prosedur pemecahan masalah, kemampuan
mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, dan kemampuan mengembangkan iklim dan
suasana belajar yang demokratis. terbuka
3) Pendekatan
Proses Kelompok (Group Processes). Pengelolaan kelas menurut pendekatan ini
mendasarkan pada asumsi:
a) pengalaman
belajar (bersekolah) berlangsung dalam konteks atau kelompok sosial, dan
b) tugas
guru yang pokok adalah membina dan kelompok yang produktif dan kohesif.
Di
antara banyaknya saran yang patut diperhatikan dalam pendekatan ini, Schmuck
dan Schmuck yang dikutip Entang, Joni dan Prayitno (1985) berpendapat bahwa
unsur-unsur pengelolaan kelas dalam rangka pendekatan proses kelompok mencakup:
a) harapan
yang timbal balik yang realistik dan jelas antara siswa dan guru.
b) kepemimpinan
yang mengarahkan kegiatan kelompok untuk pencapaian tujuan-tujuan,
c) pola
dan ikatan persahabatan terbentuk yang mendukung kelompok semakin produktif,
d) terdapat
pemeliharaan norma kelompok yang semakin produktif, menggantikan norma yang
kurang produktif,
e) terjalin
komunikasi yang efektif antar anggota kelompok yang terlibat, dan
f) terdapat
derajat keterikatan yang terhadap kelompok secara keseluruhan (cohesiveness).
4) Pendekatan
Eklektik.
Pendekatan
ini mendasarkan pada pemahaman atas adanya kekuatan dan kelemahan dari kesemua
pendekatan di muka. Pendekatan eklektik lebih menunjukkan suatu penggunaan
kombinasi dari beberapa pendekatan ketimbang menggunakan satu pendekatan secara
utuh. Jadi dalam prakteknya, guru itu menggabungkan semua aspek terbaik dari
pendekatan-pendekatan yang digunakannya yang secara filosofis, teoritis dan
psikologis dibenarkan (Rachman, 1998/1999: 79). Oleh karena itu menurut dia
syarat yang perlu dipenuhi guru dalam menerapkan pendekatan ini, adalah:
a) menguasai
pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas, dan
b) dapat
memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan
masalah pengelolaan kelas yang dihadapi.
DAFTAR
RUJUKAN
Djamarah, Syaiful
Bahri.2006.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta
Wiyani, Novan
Ardy.2013.Manajemen Kelas.Jogjakarta:Ar-Ruzz Media
Pendekatan apa yang cocok digunakan guru dalam mengajar?
BalasHapusArtikel ini sangat bermanfaat
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat dan menambah wawasan👍
BalasHapusBagus,teruslah membuat artikel. Dan terus berkreasi
BalasHapus